Jumat, 20 Maret 2009

Memberi


DARAHNYA berwarna putih, karena ia selalu ikhlas dan tulus dalam memberi. Apa pun yang diperlukan orang lain, ia akan menyerahkannya tanpa ragu-ragu. Jangankan harta atau kekuasaannya, nyawa dan istrinya pun akan diberikan jika hal itu diinginkan orang lain. Itulah Samiaji atau Prabu Puntadewa, raja Amarta. 
Syahdan suatu hari, utusan dari Pancawati bernama Hanoman datang ke Amarta meminta Drupati, istri Puntadewa, untuk dipersunting Prabu Rama. Tanpa berpikir panjang, Drupadi pun diserahkan dan dibawa pulang Hanoman. Empat adik Puntadewa pun marah akan kelakuan kakaknya. Akan tetapi Kresna, penasihat Pandawa, melarang mereka protes. Kresna kemudian mencari akal menyelesaikan kasus ini. Maka, Arjuna ditugasi menculik kembali Drupadi dari iring-iringan kendaraan pimpinan Hanoman. Mereka menukar Drupadi dengan Gatotkaca, anak Bima calon panglima perang Amarta.
Kedatangan Hanoman disambut sukacita Prabu Rama. Namun, mereka berubah menjadi murka manakala yang keluar dari kendaraan calon pengantin ternyata seorang tentara. Maka, Pancawati segera mengerahkan pasukan untuk berperang melawan Amarta. Namun, perang belum sampai berkecamuk, dewa dari kahyangan turun dan melerai pertengkaran. 
Prabu Rama berterus terang bahwa dirinya tidak bermaksud menikahi Drupadi, melainkan sekadar melakukan uji coba terhadap Puntadewa. Sebab, dewa telah berjanji jika berhasil memerangi Prabu Dasamuka, Prabu Rama akan mendapat ganjaran berupa reinkarnasi ke dalam raja yang adil. Namun, dewa memberitahukan bahwa raja adil yang dimaksudkan bukanlah Samiaji, melainkan Kresna. Sebab, Kresna masih sama-sama keturunan Dewa Wisnu dan masih cucu dari Prabu Rama.
Kisah Prabu Puntadewa yang sangat dermawan begitu terkenal dan legendaris. Namun setiap pemberiannya tidak pernah menyebabkan kemiskinan dan kemelaratan. Justru dengan memberi ia senantiasa mendapatkan keberuntungan. Dalam kasus di atas, Puntadewa justru mendapatkan anugerah berupa sekutu. Karena, selain Prabu Rama yang manunggal dengan Kresna, adik Prabu Rama bernama Lesmana akhirnya juga menyatu dan reinkarnasi ke dalam diri Arjuna, adik Puntadewa. Bagi Puntadewa, memberi tidak perlu menunggu kaya, apa pun yang dimiliki bisa digunakan untuk membantu orang lain. Memberi tidak membutuhkan kecerdasan, dan ia yakin dengan memberi akan selalu mendatangkan keuntungan.
Para sahabat Nabi Muhammad saw. adalah umat yang sangat suka memberi. Mereka bahu membahu dan saling tolong di saat susah. Saat akan berperang, Umar bin Khattab membawa separuh hartanya untuk digunakan bekal perang. Pada saat yang nyaris bersamaan, Abubakar Ashiddieq bahkan membawa semua hartanya diserahkan kepada Rasulullah untuk bekal perjuangan Islam.
Kini saat bangsa Indonesia dalam masa sulit, sifat memberi seperti yang dilakukan Samiaji dan para sahabat Rasul sangat diperlukan. Karena hanya dengan sikap ikhlas memberi, bangsa ini akan mendapatkan keberuntungan. Sayang, sifat itu belum tumbuh. Yang kaya justru semakin rakus mengeruk harta, meski harus memakan uang rakyat. Padahal, yang kaya saatnya memperlihatkan solidaritasnya. Bahkan tak perlu menunggu kaya, sama-sama miskin pun bisa saling membantu. (Wakhudin/”PR”)***

Tidak ada komentar: