Rabu, 10 Maret 2010

Duh, Marzuki Alie...!


SEMUA orang sempat berpikir hitam atau putih. Pilihannya, pengucuran dana talangan terhadap Bank Century ”bermasalah” atau ”tidak bermasalah”. Bahkan, kalkulasi dari hasil laporan Ketua Pansus Bank Century Idrus Marham menunjukkan, enam fraksi menyatakan bailout bermasalah. Sementara itu, tiga fraksi menyatakan ”sesuai prosedur hukum”.

Bahkan, lebih jauh, masyarakat membayangkan, jika DPR menyatakan kasus Bank Century merupakan kesalahan kebijakan Boediono dan Sri Mulyani, Wakil Presiden dan Menteri Keuangan itu harus ”diamputasi” dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Itulah sebabnya, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengusulkan adanya tata cara pemakzulan wakil presiden dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Senin (1/3). Sebagian lawan politik politik bahkan menginginkan pemakzulan dilakukan terhadap pasangan Yudhoyono-Boediono.

Ternyata, semua ramalan itu salah. Bayangan pemakzulan yang sudah di depan mata sirna. Gara-garanya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie yang memimpin sidang paripurna itu segera menutup pertemuan, begitu Ketua Pansus Bank Century Idrus Marham selesai menyampaikan laporan. Hujan interupsi pun terjadi. Akan tetapi, Ketua DPR bersikukuh semua agenda sidang hari itu telah berakhir sesuai dengan kesepakatan pertemuan pimpinan fraksi. Pengeras suara yang mati dan kericuhan setelah penutupan sidang bukanlah urusan Ketua DPR.

Marzuki Alie berhasil menjungkirbalikkan semua prakiraan. Bahkan, nyaris tidak seorang pun menyangka akan ada manuver politik yang sangat mengejutkan itu. Dia berhasil mengalihkan dari opsi ”bermasalah” atau ”tidak bermasalah” menjadi berakhir begitu saja. Kerja keras dan perdebatan seru serta ”interogasi” gaya DPR selama berbulan-bulan musnah begitu saja.

Apakah manuver Marzuki sah? Secara konstitusi dan politik sah. Marzuki yang membuka, dia yang menutup. Memang tidak ada agenda lain yang harus dibahas dalam sidang paripurna itu kecuali pelantikan Wakil Ketua DPR dari Fraksi PAN dan penyampaian laporan Pansus Bank Century.

Akan tetapi, sidang paripurna DPR belumlah berakhir karena Rabu (3/1) ini, sidang itu akan dilanjutkan. Apakah akan ada kejutan baru? Naif, kalau orang terkejut yang kedua kali. Yang pasti, seluruh anggota DPR akan ”pasang kuda-kuda” begitu sidang paripurna itu dibuka kembali. Apakah manuver Marzuki bermanfaat bagi kubu Yudhoyono-Boediono? Itu langkah untung-untungan. Setidaknya, Partai Demokrat bersama koalisi yang masih setia, memiliki waktu semalam lagi untuk melakukan lobi politik.

Lalu, apakah sikap Marzuki demokratis? Ini bisa diperdebatkan, ada yang mengatakan demokratis, bisa juga disebut otoriter. Semua bergantung pada kacamata menilai, apakah dia pro-Yudhoyono-Boediono atau tidak. Dilihat dari kacamata demokrasi prosedural, ia telah sesuai prosedur. Akan tetapi, secara substantif, tak berkualitas. Tetapi lumayan, lucu. Lebih tepat disebut politik lucu atau kelucuan politik. Hua ha ha...! Duh, Marzuki Alie. (Wakhudin)

Tidak ada komentar: