Rabu, 10 Maret 2010

Drs. Wakhudin, M.Pd. Raih Gelar Doktor di UPI


BANDUNG, (PR).-
Aplikasi pelajaran teknologi informasi dalam dunia pendidikan, terutama tingkat dasar dan menengah, perlu menerapkan metode proses penilaian (valuing process) guna membendung sisi negatif dan kontraproduktifnya.

Demikian dikatakan Drs. Wakhudin, M.Pd. dalam sidang terbuka promosi doktor bidang pendidikan umum di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Rabu (9/9).

Dalam sidang tersebut, Wakhudin berhasil mempertahankan disertasinya di depan tim penguji yang terdiri atas para promotor Prof. Dr. Indrus Affandi, Prof. Dr. Chaedar Al Wasilah, Prof. Dr. Djudju Sudjana, Prof. Dr. Deddy Mulyana, dan Prof. Dr. Sofyan Sauri. Yang bertindak sebagai pimpinan sidang dalam kesempatan itu, Direktur Pascasarjana UPI, Prof. Furqon, Ph.D.

Dalam disertasinya yang berjudul "Pengembangan Model Pembelajaran Multimedia Melalui Valuing Process Menuju Masyarakat Melek Media", Wakhudin mengemukakan, teknologi informasi tidak bisa dielakkan lagi sebagai sarana pendukung yang penting bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Kendati demikian, derasnya arus informasi yang mengalir di dunia maya tidak semua bersifat produktif. Masih banyak konten yang bisa membawa pengaruh negatif bagi pembentukan jiwa pengguna sejak dini. Oleh karena itu, perlu adanya kemampuan dari pengguna internet, termasuk kalangan pendidik dan siswa, untuk memilih dan menyaring informasi yang kontraproduktif.

Dalam pelaksanaannya, kesadaran memilah informasi di internet ternyata tidak dapat ditanamkan melalui pendekatan kognitif, melainkan melalui pembelajaran yang lebih bersifat afektif. Untuk itu, Wakhudin menilai metode pembelajaran yang dipaparkan dalam disertasinya dapat diterapkan dalam pelajaran komputer dan internet yang sudah ada di tingkat SD dan SMP sekarang ini.

Inti dari model pembelajaran yang dimaksud adalah setiap orang harus mampu memberi nilai positif atau negatif terhadap setiap informasi yang diperoleh di internet. Wakhudin menyusun model pembelajaran itu berdasarkan pada studi etnografi pada pengguna internet di HU Pikiran Rakyat Bandung. (A-178)***

Tidak ada komentar: