Oleh WAKHUDIN
Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Melu edan ora tahan
Yen tan melu anglakoni
Boya kaduman melik
Kaliren wekasanipun
Dilalah kersaning
Allah
Begja-begjaning wong
kang lali
Luwih begja kang eling
lan waspada
(Ranggawarsita
1802-1873)
BAIT macapat di atas merupakan karya pujangga Keraton
Surakarta, Jawa Tengah, Ranggawarsita. Karya tersebut sangat terkenal, karena
memiliki nilai prediksi yang sangat aktual dengan kondisi zaman sekarang. Syair
yang disusun dua abad lalu itu mengungkapkan bahwa suatu saat akan datang zaman
gila. Zaman gila ini sangat membingungkan masyarakat. Kalau ikut gila, rakyat
benar-benar tidak tahan. Tapi, kalau tidak ikut gila, rakyat tidak kebagian.
Bahkan pada gilirannya akan mengalami kelaparan. Tapi- bagaimanapun, seharusnya
semua tetap berada di jalan Allah. Sebab, semulia-mulianya orang yang lupa akan
lebih mulia orang yang selalu ingat dan waspada.
Zaman yang dilukiskan Ranggawarsita disebut zaman Kalabendu.
Masa seperti ini dapat dirasakan nyaris di semua sendi kehidupan oleh
masyarakat modern. Masyarakat kini sering dihadapkan berbagai dilema yang
dramatis, antara pilihan salah atau benar, jujur tapi miskin dengan kaya tapi
culas, korupsi dan karier melejit atau bersih tapi karier mentok, dan
sebagainya. Sayangnya, tidak sedikit di antara kita yang memilih alternatif
ikut gila ketimbang eling dan waspada.
Yang paling ironis adalah masyarakat yang memilih ikut gila,
namun tidak juga sejahtera. Norma-norma kemasyarakatan dan agama sudah
terlanjur diterjang, namun harta benda yang diidamkan tidak kunjung tiba.
Alih-alih mereka semakin sejahtera, tapi justru semakin hina dina di mata
sesama, namun kalau mati dan tidak sempat bertobat, dijamin masuk neraka.
Nasib wanita tuna susila (WTS) di Cibogo, Desa Citatah,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat ini dapat dimasukkan
dalam kategori yang ironis ini. Tidak seorang perempuan pun ingin menjadi WTS.
Hanya karena kondisi yang luar biasa menyeret mereka terjun ke dalam dunia
pelacuran. Meskipun segala hal sudah dijualnya, termasuk menjual dirinya sendiri,
namun nasib mereka secara materi tidak kunjung membaik. Hari demi hari, lokalisasi
di Cibogo semakin sepi. Satu demi satu, warung remang-remang ini tutup.
Beberapa tempat hiburan sebagai induk daya tarik masyarakat untuk datang pun
satu demi satu gulung tikar. Dibangunnya jalan tol
Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) semakin membuat Cibogo sepi.
Meskipun para pelacur setiap saat melakukan perzinaan, namun
semua menyadari bahwa perzinaan bukanlah perbuatan bermoral dan bermartabat.
Bahkan lebih jauh, para WTS sesungguhnya ingin meninggalkan dunia prostitusi
itu secepatnya, jika problematika hidup mereka telah terselesaikan. Sayangnya,
batasan problem hidup mereka tidak pernah jelas sebagaimana adanya garis antara
hitam dan putih, melainkan selalu samar-samar. Itu pula sebabnya, setiap
pelacur yang terjun dalam dunia prostitusi tidak mudah untuk mentas dari lembah
hitam tersebut.
Meski demikian, penelitian membuktikan banyaknya perempuan
pelacur yang berani meninggalkan dunianya untuk meraih masa depan mereka yang
lebih jernih. Proses penyadaran dari wanita pelacur menjadi wanita baik-baik
ini bersifat unik. Antara satu perempuan dengan perempuan yang lain memiliki
proses sendiri-sendiri.
Meski demikian, terdapat kecenderungan yang sama yakni bagi
para WTS untuk meninggalkan dunia pelacuran, yakni (a) Proses penyadaran
bersifat represif. Proses penyadaran wanita pelacur menggunakan cara-cara
represif memang bukanlah cara yang ideal. Sebab, para pelacur ditangkap oleh
aparat Satuan Polisi Pamong Praja. Meskipun bersifat represif, namun cara-cara
tersebut selama ini terbukti relatif efektif. Para pelacur yang tinggal di panti
rehabilitasi dipaksa untuk hidup normal dan hidup sehat. Mereka diajarkan
bagaimana cara mencari nafkah di luar melacurkan diri, yakni dengan berbagai
usaha wiraswasta atau belajar bekerja kepada orang lain dengan cara halal.
Apalagi setelah keluar dari panti mereka dibekali modal kerja, pada umumnya
dapat digunakan untuk menghidupi diri sendiri.
(b) Habis "masa produktifnya". Perempuan yang
menjadi pelacur pada saatnya akan meninggalkan dunianya. Salah satu jalannya
adalah jika pelacur tersebut kehabisan "masa produktifnya". Artinya,
kondisi fisik dan psikisnya tidak memungkinkan lagi untuk tetap bertahan
menjadi pelacur. Usia yang semakin tua, dengan kulit yang semakin keriput,
disertai rambut yang beruban, serta gigi ompong, akan memaksa seorang perempuan
menghentikan kegiatannya sebagai pelacur.
Aktivitas melacur dalam banyak kasus kemudian diikuti dengan
langkah-langkah melakukan degradasi kelas pelacuran. Misalnya, perempuan
pelacur yang tadinya menjadi primadona, suatu saat kemudian turun menjadi
pelacur biasa. Pelacur biasa yang sebelumnya cukup menunggu di lokalisasi, lama
kelamaan turun ke jalan secara agresif menyambut para lelaki hidung belang yang
lewat di jalan-jalan. Sementara pelacur jalanan yang semakin tua, bisa jadi
kemudian mengalami degradasi menjadi pelacur di pasar-pasar dengan melayani
para pedagang atau masyarakat kecil di gubuk seadanya dengan tarif antara Rp
10.000,00 hingga Rp 25.000,00.
Habisnya "masa produktif" bagi pelacur dapat juga
disebabkan oleh berbagai penyakit yang menggerogoti dirinya. Sebagai kelompok
yang berisiko tinggi (risti) terhadap berbagai penyakit menular seksual, para
pelacur sangat rentan mengidap berbagai penyakit berbahaya, bahkan tidak
sedikit yang kemudian mengidap virus HIV/AIDS yang sangat mematikan. Dalam kondisi
sakit seperti itu,pelacur dengan sendirinya kehabisan "masa
produktifnya" sehingga berhenti melakukan perzinaan.
(c) Tersentuh hati dan sanubarinya. Peluang lain pelacur
mengalami proses pencerahan, dari menjadi pelacur menjadi wanita baik-baik
adalah jika merasa tersentuh hati sanubarinya. Berbagai upaya yang dapat
menyentuh kalbu mereka, apalagi dilakukan secara humanis, merupakan terobosan
terbaik untuk menyadarkan pelacur untuk kembali menjadi manusia yang beradab
dan bermartabat. Dalam soal ini, Rasulullah Muhammad saw. telah mengantisipasi
peluang itu dengan mengatakan bahwa wanita terbuat dari tulang rusuk laki-laki.
Jika dibiarkan ia akan tetap bengkok, namun jika diluruskan dengan cara paksa,
tulang tersebut akan patah. Maka, melakukan proses penyadaran dengan cara
menyentuh hati mereka adalah pilihan yang paling baik di antara pilihan
lainnya.
Rupanya, kasus pelacuran di Cobogo cukup unik, tidak masuk
dari tiga kemungkinan di atas. Sebab, pelacuran di wilayah Cipatat ini justru
satu demi satu tutup bukan karena ditangkap, bukan karena kehabisan WTS, atau
bukan pula karena sadar, melainkan ditinggalkan pelanggannya. Zaman sebelum
jalan tol Cipularang dibangun merupakan masa keemasan Cibogo. Para awak truk
dan trailer setiap saat mampir di warung remang-remang ini. Namun kini mereka
tidak lagi melewati jalur ini, karena melewati jalan tol lebih mudah dan
efektif.
Maman (35), sebutlah namanya demikian, seorang penunggu
warung remang-remang (warem) di Cibogo pekan lalu menuturkan, jumlah warem
remang-remang di Cibogo sekira 50. Yang masih beroperasi berjumlah 30-an.
Setiap warung dihuni oleh seorang, dua orang, hingga lima orang WTS. Dengan
demikian, jumlah WTS di Cibogo yang masih bertahan sekira 200 orang.
"Di sini para pemilik warung tidak ada yang mengoordinasikan.
Semua berjalan sendiri-sendiri. Setiap orang juga boleh membuka usaha di sini,
asalkan mampu membayar sewa warung tersebut. Harga sewa warung di sini Rp
600.000,00 perbulan. Kenyataannya, banyak pengusaha yang tidak tahan lama
berusaha di sini, sebab makin hari makin sepi," kata Maman.
Ia menunjuk tiga tempat hiburan yang menjadi
"induk" dari lokalisasi ini yang mulai tutup. Tinggal dua tempat yang
masih beroperasi, itu pun terseok-seok dalam perjalanannya, karena para
pelanggan meninggalkan tempat hiburan ini. Saat malam Sabtu atau Minggu,
pengunjung yang datang dapat dihitung dengan jari tangan.
Cibogo kini dalam persimpangan jalan. Mau diteruskan untuk
maksiat, toh semakin ditinggalkan pelanggan. Bukan keuntungan materi yang
didapat, melainkan rugi dan terus merugi. Kalau begitu, mengapa tidak sekalian
ditinggalkan saja dunia esek-esek itu dan pindah kepada dunia yang lebih cerah,
lebih bermartabat, dan sekaligus mendatangkan rezeki?***
1 komentar:
hondaqq com agen domino 99 bandarq dan poker online terpercaya
LIVE DRAW SGP
LIVE DRAW SYDNEY
LIVE DRAW HK
Posting Komentar